Tahun ini, kata Hilman, jumlah jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci paling banyak berusia antara 60-70 tahun, disusul jemaah haji berusia 70-80 tahun.
“Nanti kita diskusikan dengan teman-teman kesehatan, kita analisa apa pemicunya. Kalau penyebabnya, kita sudah tahu bahwa semua yang meninggal itu rata-rata kena serangan jantung, lalu ada sesak nafas dan lain sebagainya, tapi saat ini kita analisa lagi pemicunya. Ini karena jumlahnya memang cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya,” kata Hilman.
Ke depan, pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan fokus terutama pada isu istitha’ah kesehatan. Calon jemaah haji nantinya harus lulus tes kesehatan sebelum bisa melunasi biaya perjalanan haji (bipih) untuk berangkat ke Tanah Suci.
“Kami sudah mengkaji dan ini juga menjadi perhatian kami, terutama masalah istitha’ah kesehatan. Rekam medis jemaah seperti apa, kami akan membuat mekanisme yang berbeda. Mungkin kami rancang dulu agar jelas kesehatannya, baik mental fisik dan seterusnya, baru ada pelunasannya,” kata Hilman.
“Ini juga salah satu upaya agar nanti jemaah berangkat berapapun usianya tapi kondisinya lebih memungkinkan untuk menjalani prosesi haji. Memang kebutuhan fisik sangat berat ya, apalagi tahun ini panas sekali,” Hilman Latief menegaskan.
https://www.liputan6.com/islami/read/5350934/air-zamzam-tambahan-untuk-jemaah-dan-petugas-haji-masih-proses-pengiriman”>Source link