Liputan6.com, Jakarta – Kepulangan jemaah haji gelombang pertama ke Indonesia dari Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah berakhir pada 19 Juli 2023. Bersamaan dengan itu, kepulangan jemaah haji gelombang kedua ke Indonesia melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief mengaku banyak belajar hal teknis untuk mendesain ulang skenario penyelenggaraan haji tahun depan agar lebih baik lagi.
“Alhamdulillah, saat ini kita berada di tahap akhir pengiriman jemaah haji melalui Bandara Jeddah. Banyak hal yang kita pelajari terkait skenario penataan dan peningkatan penyelenggaraan haji tahun-tahun berikutnya,” jelasnya saat meninjau proses kepulangan jemaah haji di Bandara Jeddah, Selasa (18/7/2023).
Hilman mengatakan, ada sejumlah teknis penyelenggaraan haji 2023 yang akan ditinjau dan didesain ulang. Pertama, tentang keberangkatan dan kepulangan jemaah. Menurutnya, hal ini berkaitan erat dengan pengaturan ritme jadwal penerbangan pesawat.
“Terkait pulang pergi, tim kami saat ini sedang mengerjakan jadwal dan ritme penerbangan, mau yang mana? landai di awal, tinggi di tengah, landai di belakang, level, atau ritmenya naik turun? Kami sedang mempelajarinya,” jelasnya, dikutip dari laman Kemenag, Sabtu (22/7/2023).
Kedua, tentang lamanya jamaah tinggal di Mekkah dan Madinah. Terkait hal itu, pihaknya mengaku mendapat mandat khusus dari Menteri Agama (Menag), Yaqut Chalil Qoumas, untuk melakukan peninjauan. Menurut Hilman, Menag berharap masa tinggal jemaah haji di Arab Saudi bisa dipersingkat, tentunya dengan memperhatikan regulasi yang berlaku di Arab Saudi.
“Sesuai amanat Menag, kami Ditjen PHU diminta mendesain ulang lama tinggal jemaah haji di Madinah dan di Makkah. Syukurnya bisa dipersingkat. Tapi semua tergantung regulasi di Arab Saudi,” jelas Hilman.
Semangat Berangkat Haji Naik Sepeda Ontel di Purwokerto
https://www.liputan6.com/islami/read/5351038/evaluasi-haji-2023-ini-3-skenario-penyelenggaraan-haji-2024″>Source link