maxwin138
maxwin138
maxwin138

Jamaah Banyak Batuk Pilek Usai Puncak Haji, Tak Perlu Karantina Saat Tiba di Indonesia

Jamaah Banyak Batuk Pilek Usai Puncak Haji, Tak Perlu Karantina Saat Tiba di Indonesia

Sebelumnya diberitakan, jumlah jemaah haji Indonesia yang berobat setelah fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) meningkat. Umumnya jemaah haji terkena radang paru-paru atau radang paru-paru.

Kepala Bidang Kesehatan Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, M Imran mengatakan, hingga Minggu, 10 Juli 2023, total ada 205 jamaah yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) di kawasan Mekkah.

“Jadi pneumonia adalah pneumonia yang bisa menyerang siapa saja, tapi berdampak serius terutama pada mereka yang sudah lanjut usia,” kata Imran saat ditemui di KKHI Makkah, Senin (10/7/2023).

Imran mengatakan, pneumonia biasanya menyerang jamaah dengan daya tahan tubuh rendah akibat kelelahan. Karena itulah kasus pneumonia pada jemaah haji ini melonjak usai puncak ibadah haji.

Umumnya kasus pneumonia ditandai dengan gejala batuk, pilek, sesak napas, dan demam. Namun pada jemaah lanjut usia, gejala tersebut sebenarnya tidak terlihat signifikan.

“Gejala yang khas pneumonia seperti sesak dan demam pada lansia tidak selalu muncul. Biasanya datang dengan keluhan kurang nafsu makan, batuk pilek, tapi ini sering dianggap batuk pilek biasa, sehingga penanganannya kurang, bisa berobat sendiri,” ujar Imran.

Padahal kasus pneumonia ini tidak bisa dianggap sepele. Selain menjadi momok bagi jemaah haji yang dirawat, kata Imran, pneumonia juga menjadi penyebab meningkatnya kasus kematian pasca Armuzna.

“Pneumonia gejalanya sepele tapi dampaknya masif,” ujarnya.

Meski begitu, kondisi ini belum bisa dikatakan darurat pneumonia. Sebagai tindakan pengobatan, KKHI dan PPIH Arab Saudi telah mendistribusikan obat-obatan dan alat penunjang kesehatan.

Selain itu, upaya promotif preventif juga dilakukan untuk mencegah penularan pneumonia. “Sudah disampaikan agar jemaah selalu memakai masker dengan baik dan benar. Kedua, kurangi kontak fisik, misalnya berjabat tangan setelah sholat. Selanjutnya cuci tangan pakai sabun.”

“Kami perkuat pesan-pesan tersebut terkait dengan jumlah kasus pneumonia,” kata Imran.

https://www.liputan6.com/islami/read/5342786/banyak-jemaah-batuk-pilek-usai-puncak-haji-tak-perlu-karantina-saat-tiba-di-indonesia”>Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *