Imbas dari arus migrasi basis massa Jokowi dan pemilih PDI Perjuangan dengan sendirinya adalah meningkatnya elektabilitas Prabowo Subianto. Dalam berbagai format pertanyaan dan simulasi, elektabilitas Prabowo terus unggul atas Ganjar maupun Anies Baswedan. Bahkan khusus dengan Ganjar, gap elektabilitasnya kian melebar dari waktu ke waktu.
Ketika responden diajukan pertanyaan secara terbuka (top of mind) siapa tokoh nasional yang paling layak menggantikan Presiden Jokowi, secara spontan sebanyak 28,8% menyebut nama Prabowo Subianto. Nama Ganjar Pranowo hanya disebut oleh 13,7% responden dan Anies Baswedan dipilih oleh 12,9% responden. Setelah itu muncul nama-nama seperti Ridwan Kamil, Erick Thohir, Agus Harimurty Yudhoyono (AHY), Mahfud MD, dan lain-lain, namun persentasenya tidak signifikan.
Kemudian ketika responden diajukan pertanyaan tertutup siapakah yang akan dipilih dari 10 nama tokoh yang ditawarkan Polstat Indonesia, 34,5% memilih Prabowo Subianto. Setelah itu Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan bersaing ketat di posisi kedua dan ketiga. Ganjar dipilih oleh 19,9% dan Anies didukung oleh 19,6% responden. Di posisi berikutnya adalah nama-nama seperti Ridwan Kamil, Agus Harimurty Yudhoyono, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Puan Maharani, Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar, namun lagi-lagi elektabilitasnya tidak signifikan.
“Elektabilitas Prabowo semakin menguat ketika Polstat Indonesia membuat simulasi Pilpres hanya diikuti tiga nama saja. Tatkala kepada responden diajukan pertanyaan, siapakah yang akan dipilih jika saat ini dilaksanakan Pilpres dan hanya diikuti oleh Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, sebanyak 41,2% responden mengaku memilih Prabowo, kemudian 27,0% memilih Ganjar dan 26,9% memilih Anies. Sementara 4,7% responden menyatakan belum punya pilihan (undecided).”
Terakhir, ketika Polstat Indonesia membuat simulasi head to head, semakin terlihat dominasi Prabowo Subianto atas dua kompetitor utamanya (Ganjar dan Anies). Saat kepada responden diajukan pertanyaan siapakah yang akan dipilih apabila Pilpres dilaksanakan saat ini dan hanya diikuti oleh Prabowo dan Ganjar, sebanyak 53,5% menjatuhkan pilihannya pada Prabowo, lalu 34,7% memilih Ganjar dan sisanya (11,8%) mengaku belum punya pilihan.Dibandingkan dengan dua hasil survei Polstat Indonesia sebelumnya, gap atau jarak elektabilitas Prabowo dan Ganjar menunjukkan indikasi semakin melebar.
“Apabila pada survei bulan Februari 2023 gap elektabilitas Prabowo-Ganjar secara head to head baru sebesar 12,4%, kemudian pada survei Mei 2023 gap tersebut melebar menjadi 16,5% dan pada survei Polstat Indonesia Agustus 2023 ini melebar lagi menjadi 18,8%,” kata Apna Permana
https://www.liputan6.com/pemilu/read/5366193/survei-polstat-basis-massa-jokowi-makin-solid-dukung-prabowo-gap-elektabilitas-kian-melebar”>Source link